Senin, 01 April 2013

TULISAN - dimana uang menjadi segalanya



Topik : kriminalitas di lingkungan ibukota
Judul : dimana uang menjadi segalanya

Siapa sih yang ndak mau uang? Sudah pasti semua orang yang masih "waras" membutuhkan yang namanya uang. Banyak di antara kita yang bekerja siang dan malam demi uang, bahkan anak kecilpun merengek - rengek minta uang untuk membeli jajanan. Kita tidak memungkiri bahwa kita membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun bukan berarti kita lantas menjadikan semua hal menjadi sumber penghasilan uang tanpa melihat apakah hal itu dilarang Allah atau tidak. 
Banyak juga yang melakukan kezaliman kepada alam (merusak alam), menzalimi hak2 manusia lain, hanya untuk memuaskan keinginannya menyukseskan suatu proyek, yang ujung2nya juga uang. Ada juga orang yang tega mempermak sedemikian besar anggaran proyek pembangunan umum, agar banyak "saldo" yang masuk kantongnya. Ada juga yang tega memanfaatkan kekuasannya untuk "mengeruk" banyak uang dgn korupsi. Bahkan yang lebih parah ada orang tega membunuh orang tuanya, atau saudaranya, atau temannya, gara2 tidak dipenuhi keinginannya. Jadi, hati2lah dalam memikirkan masalah uang dan harta, karena bisa jadi itu menjadi hal yang kita ambisikan sampai mengalahkan ketaatan kita pada Allah.

Tanpa disadari atau tidak orang semacam itu bukan lagi takut dan taat kepada Allah, mereka lambat laun sudah menyembah dan taat kepada uang. Diantara penyebab tingginya tingkat kejahatan, seperti pencurian, perampokan, penipuan dan berbagai perbuatan kriminal yang merugikan masyarakat disebabkan karena tingginya tingkat pengangguran yang juga juga berujung pada tingginya tingkat kemiskinan. Kemiskinan yang tanpa disertai ketabahan dan kesabaran apalagi tanpa didasari oleh nilai-nilai keimanan dan moral yang baik, maka akan memunculkan orang-orang yang memilih jalan pintas dan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.
Diantara penyebab tingginya tingkat kejahatan, seperti pencurian, perampokan, penipuan dan berbagai perbuatan kriminal yang merugikan masyarakat disebabkan karena tingginya tingkat pengangguran yang juga juga berujung pada tingginya tingkat kemiskinan. Kemiskinan yang tanpa disertai ketabahan dan kesabaran apalagi tanpa didasari oleh nilai-nilai keimanan dan moral yang baik, maka akan memunculkan orang-orang yang memilih jalan pintas dan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.
Apabila kebutuhan dan uang kita sudah tercukupi, apakah ini menjamin kita bahagia ? Tidak ...!!! Ada sebagian orang yang bergelimang harta dan memanfaatkan uang nya untuk menindas yang lemah. Hak dan kedamaian orang yang membutuhkan uang justru dibeli. Kita semua sudah pernah melihat penindasan kepada kaum yang lemah, seperti penindasan negara barat di timur tengah. Sebagai remaja Muslim alangkah indahnya jika kita memahami semua Hidayah yang Allah berikan kepada kita, bersyukur akan hidayah Nya merupakan benteng kita ketika kesulitan hidup sedang melanda kita.

Sebagai renungan kehidupan kita, janganlah kita menyalah gunakan uang sebagai alat untuk memperalat dan menindas kaum yang lemah, begitu pula janganlah kita mencari uang dengan jalan pintas. Uang bukanlah satu-satunya jaminan kita untuk hidup bahagia. Jangan sampai uang yang mengendalikan kita, yang akhirnya kita egois dan menyombongkan diri. Apalagi sampai memutuskan tali silaturrahmi terhadap saudara-saudara kita. ( Naudzubillah)
Selagi kita cukup, alangkah bijak jika kita membantu keluarga, saudara, sahabat dan anak yatim ( panti asuhan ) untuk bisa merasakan sedikit kebahagiaan. Toh di akhirat nanti merekalah yang meringankan / memudahkan ketika kita di hisab di yaumil qiyamah kelak. Amin.

TULISAN - kehidupan malam di jakarta



Topik: kehidupan malam di jakarta
Judul : Kenakalan Remaja saat ini
Perilaku remaja

Berani satu lawan satu! Itu ungkapan spontan setelah membaca rubrik tawuran antar-pelajar, mahasiswa, bahkan pejabat teras ataupun aksi yang kini marak dikategorikan sebagai tindakan premanisme. Di antara rubrik itu, ada persamaan yang jelas terlihat. Pelaku yang terlibat umumnya kaum adam.

Jelas, jika ungkapan itu sangat lazim diucapkan. Tapi persamaan lainnya, mereka umumnya golongan remaja. Tapi bagaimana jika pelakunya kaum hawa? Seperti kasus penganiayaan terhadap ica, siswi smun 7 yang tengah diusut. Yang menarik dari kasus ini, korban dan pelaku adalah kaum hawa yang konon sering dikategorikan sebagai kaum yang lemah!
Sebenarnya itu bukan hal baru . Penganiayaan itu lebih beken disebut salah satu tindakan penggencetan. Penggencetan itu sendiri tidak hanya dilakukan dengan kontak fisik, tapi bisa hanya dengan teguran keras, atau teror lewat sms atau media lainnya.
Tidak bisa dipungkiri, hal itu sudah menjadi tradisi dari senior kepada junior yang dilakukan karena banyak alasan. Mulai dari alasan yang jelas sampai alasan yang lucunya tidak disebutkan si senior sampai kapanpun! Ya.. Seperti tayangan di sinetron remaja yang lagi "in" sekarang ini!

Hal yang terjadi saat tawuran, sebenarnya perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok. Agresi itu sendiri menurut murray (dalam hall & lindzey, psikologi kepribadian, 1993) didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Atau singkatnya agresi tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain.

Menurut raymond tambunan, psi, dalam pandangan psikologi, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam dua jenis delikuensi, yaitu situasional dan sistematik.

Pada delikuensi situsional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharukan mereka untuk berkelahi. Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada dalam satu geng atau organisasi. Di sini ada norma, aturan, dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggota termasuk berkelahi.
Sebagai anggota mereka bangga melakukan apa yang diharapkan. Kejadian itu berkaitan dengan emosinya yang dikenal dengan masa strom dan stress. Dipengaruhi lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan teman sebaya serta semua kegiatan sehari-hari.
Memotivasi diri
Goleman (1997) mengatakan, koordinasi suasana hati inti dari hubungan sosial yang baik. Seorang yang pandai menyesuaikan diri atau dapat berempati, ia memiliki tingkat emosionalitas yang baik. Kecerdasan emosional lebih untuk memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.
Lima wilayah kecerdasan emosional sebagai pedoman setiap individu, untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni mengenali emosi, kesadaran diri dalam mengenali perasaan ketika perasaan itu terjadi sebagai dasar kecerdasan emosi, sehingga kita bisa peka pada perasaan sesungguhnya dan tepat dalam pengambilan keputusan masalah.
Mengelola emosi, berarti menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan tepat memotivasi diri mengenali emosi orang lain empati atau mengenal emosi orang lain, dibangun berdasar pada kesadaran diri. Orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosi sendiri, dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.

Membina hubungan dengan orang lain, sebagai makluk sosial, individu dituntut dapat menyelesaikan masalah dan mampu menampilkan diri, sesuai aturan yang berlaku. Karena itu remaja agar memahami dan mengembangkan keterampilan sosialnya.
Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial). Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.

Beberapa aspek yang menuntut keterampilan sosial (dalam davis dan forsythe, 1984). Yaitu keluarga, hal yang paling penting diperhatikan orang tua, menciptakan suasana demokratis dalam keluarga. Sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua dan saudara.
Lingkungan, pengenalan lingkungan lebih luas dari keluarga. Kepribadian, diberikan penanaman sejak dini, nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal fisik seperti materi dan penampilan. Rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikan, persahabatan dan solidaritas kelompok.

Remaja diajarkan lebih memahami diri sendiri (kelebihan dan kekurangannya), agar ia mampu mengendalikan dirinya. Sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normatif, dibiasakan untuk menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.
Dengan cara itu remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari sekitar, mudah bersosialisasi, memiliki solidaritas tinggi, diterima di lingkungan lain. Sehingga akan mampu membantu menemukan dirinya sendiri dan mampu berperilaku sesuai norma yang berlaku.

PENALARAN & BERFIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF



DEFINISI PENALARAN
Definisi Penalaran.

            Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan?disitulah nalar kita bekerja. mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh.

Ciri-ciri penalaran :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.
2.      Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Tujuan penalaran.
            Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.


PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi).
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

Jenis penalaran deduktif  yaitu:
Ø  Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Ø  Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Ø  Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Ø  Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF

Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945
.

Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.

1.      Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1.      Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
               Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

2.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)
               Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3.      Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)
               Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis)
               Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)
               Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)

2.      Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Contohnya:
-          Semua manusia akan mati
Ani adalah manusia
Jadi, Ani akan mati. (simpulan)

-          Semua manusia bijaksana
Semua dosen adalah manusia
Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

2.       Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
-          Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada sinar matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

-          Semua ilmuwan adalah orang cerdas
Anto adalah seorang ilmuwan.
Jadi, Anto adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.
Berfikir induktif
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Sumber : 
            Wordpress.com
            Google.com