Teknik
Penarikan Sampel
Sebuah penelitian atau pengukuran terkadang mempunyai populasi yang sangat besar dan terkadang baik si peneliti maupun si pengamat sulit untuk melakukan penelitian dan pengukuran terhadap populasi yang sangat besar tersebut.
Kendala-kendala yang dihadapi pun ada banyak seperti tidak memungkinkannya mengambil atau mengamati keseluruhan anggota populasi misalnya saja kalau kita mengukur AMDAL BOD dan COD dalam sungai sangat tidak memungkinkan bagi peneliti mengambil seluruh volume air sungai untuk dijadikan objek pengamatan begitu pula jika kita menghitung jumlah trombosit seseorang, tidak memungkinkan kita mengambil seluruh volume darah seseorang.
Kita pasti akan mengambil sebuah sampel (contoh, unit atau bagian dalam sebuah populasi) dan kemudian mengeneralisasikan informasi yang kita peroleh dari sampel ke dalam informasi dalam populasi.
Ada pun kegunaan Metode Penarikan Sampel secara umum adalah
1. Mengurangi Biaya
Mengambil sampel dari sebuah populasi dapat menghemat dan mengefesiansikan biaya atas sebuah penelitian atau pun pengukuran karena bekerja pada unit atau elemen yang lebih kecil.
2. Kecepatan Lebih Besar
Dengan menarik sampel dapat mempercepat untuk memperoleh informasi pada suatu penelitian maupun pengukuran karena data yang diterima lebih ringkas .
3. Cakupan Lebih Besar
Dengan tenaga surveyor yang terlatih yang dapat menghasilkan data sampel yang representatif (mewakili karakteristik populasi) data yang kita peroleh memiliki cakupan informasi yang lebih besar meskipun kita hanya bekerja pada unit yang lebih kecil dari sebuah populasi.
4. Tingkat Ketelitian Lebih Besar
Terkadang bekerja pada populasi membutuhkan waktu dan tenanga yang besar sehingga terjadi kesalahan, berbeda dengan bekerja pada sampel yang elemen atau unitnya lebih kecil daripada sebuah populasi sehingga menghasilkantingkat ketelitian yang lebih besar.
Sebuah penelitian atau pengukuran terkadang mempunyai populasi yang sangat besar dan terkadang baik si peneliti maupun si pengamat sulit untuk melakukan penelitian dan pengukuran terhadap populasi yang sangat besar tersebut.
Kendala-kendala yang dihadapi pun ada banyak seperti tidak memungkinkannya mengambil atau mengamati keseluruhan anggota populasi misalnya saja kalau kita mengukur AMDAL BOD dan COD dalam sungai sangat tidak memungkinkan bagi peneliti mengambil seluruh volume air sungai untuk dijadikan objek pengamatan begitu pula jika kita menghitung jumlah trombosit seseorang, tidak memungkinkan kita mengambil seluruh volume darah seseorang.
Kita pasti akan mengambil sebuah sampel (contoh, unit atau bagian dalam sebuah populasi) dan kemudian mengeneralisasikan informasi yang kita peroleh dari sampel ke dalam informasi dalam populasi.
Ada pun kegunaan Metode Penarikan Sampel secara umum adalah
1. Mengurangi Biaya
Mengambil sampel dari sebuah populasi dapat menghemat dan mengefesiansikan biaya atas sebuah penelitian atau pun pengukuran karena bekerja pada unit atau elemen yang lebih kecil.
2. Kecepatan Lebih Besar
Dengan menarik sampel dapat mempercepat untuk memperoleh informasi pada suatu penelitian maupun pengukuran karena data yang diterima lebih ringkas .
3. Cakupan Lebih Besar
Dengan tenaga surveyor yang terlatih yang dapat menghasilkan data sampel yang representatif (mewakili karakteristik populasi) data yang kita peroleh memiliki cakupan informasi yang lebih besar meskipun kita hanya bekerja pada unit yang lebih kecil dari sebuah populasi.
4. Tingkat Ketelitian Lebih Besar
Terkadang bekerja pada populasi membutuhkan waktu dan tenanga yang besar sehingga terjadi kesalahan, berbeda dengan bekerja pada sampel yang elemen atau unitnya lebih kecil daripada sebuah populasi sehingga menghasilkantingkat ketelitian yang lebih besar.
Dalam
pembicaraan tentang teknik pengambilan sampel, perlu kita memahami tentang
istilah – istilah yang berhubungan dengannya, karena hal itu mutlak harus
diketahui untuk menghindari adanya kerancuan. Pengertian tentang istilah dalam
tulisan ini paling banyak diambil dari Earl R. Babbie ( 1979 ) dalam karyanya
yang berjudul the Practice of Social Research, dengan beberapa perubahan yang
sudah dissuaikan oleh Indonesia. Beberapa isttilah yang disajikan, adalah :
Elemen atau Unsur
Elemen atau unsure adalah suatu unit yang memberikan informasi yang dibutuhkan serta menjadi dasar daripada analisis. Sebagai contoh, keluarga, kelompok social, organisasi, kota, Negara.
Universe
Universe adalah kumpulan daripada seluruh unsure – unsure yang ditentukan didalam survey tertentu. Sebagai contoh apabila individu orang Indonesia adalah unsure daripada suatu survey, maka semua orang Indonesia adalah universe.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan daripada unit – unit analisis yang memiliki spesifikasi atau cirri – cirri tertentu. Apabila orang Indonesia adalah universe bagi suatu survey, gambaran tentang populasi akan memasukkan definisi unsure orang Indonesia dan waktu yang menunjuk kapan waktu suatu studi dilakukan.
Populasi Survei
Populasi survey adalah kumpulan unsure – unsure yang dipilih secara nyata dari sampel survey. Mengingat kembali bahwa suatu populasi adalah spesifikasi dari universe. Namun demikian, kita tidak dapat menjamin bahwa setiap unsure yang memenuhi definisi memiliki kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. Atau dengan kata lain populasi survey adalah kumpulan daripada unsure – unsure dari sampel yang terpilih.
Unit Pengambilan Sampel
Suatu unit pengambilan sampel addalah unsure atau seperangkat unsure yang dipertimbangkan untuk dipilih didalam berbagai langkah pengambilan sampel.
Kerangka Pengambilan Sampel ( Sampling Frame )
Kerangka pengambilan sampel adalah daftar keseluruhan dari unit – unit pengambilan sampel darimana sampel atau sejumlah tahapan sampel, diambil. Misalnya suatu sampel yang sederhana siswa – siswa diambil dari buku induk siswa, maka buku induk itu adalah kerangka pengambilan sampel atau sampling frame.
Unit Pengamatan
Sebuah unit pengamatan atau unit pengumpulan data adalah suatu unsure atau kumpulan unsure – unsure dari informasi yang dikumpulkan. Sebagai contoh, apabila seorang peneliti mewawancarai seorang kepala keluarga untuk memperoleh informasi tentang seluruh anggota keluarga, maka kepala keluarga adalah unit pengamatan, sedangkan anggota keluarganya adalah unit analisis.
Keuntungan Mengambil Sampel
Keuntungan mengambil sampel adalah :
1. Menghemat tenaga, waktu dan biaya
2. Memudahkan peneliti
3. Survei adalah suatu kegiatan pada suatu waktu tertentu, maka kita dapat membandingkan pendapat para responden. Pengaruh waktu yang berjalan belum ada.
4. Bila meneliti sejumlah besar populasi, penggunaan sejumlah besar pewawancara tidak dapat dihindarkan, padahal semakin banyak jumlah pewawancara, semakin besar pula kesalahan yang dimungkinkan.
5. Bila menggerakkan sejumlah besar tenaga pwawancara maka kita membutuhkan sejumlah besar pengawas.
6. Dengan sampel dimungkinkan mencapai laju response yang lebih besar dibandingkan dripada menliti seluruh populasi.
Jenis Sampling
Ada dua jenis metode dalam pengambilan sampel, yang pertama yaitu metode penarikan sampel probabilitas ( probability sampling ). Pada jenis ini, peluang terpilihnya masing – masing responden diketahui. Dan yang kedua adalah non probabilitas ( nonprobability sampling ). Pada jenis kedua ini kemungkinan terpilihnya dari setiap responden anggota populasi tidak diketahui.
Jenis – Jenis Sampling Probabilitas
1. Random Sampling ( Penarikan Sampel Secara Acak )
Di dalam sampel acak setiap anggota populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Kemungkinan untuk menjadi anggota sampel berlaku bagi semua individu –individu terlepas dari persamaan – persamaan atau perbedaan – perbedaan selama mereka menjadi anggota populasi.
2. Systematic Sampling ( Penarikan Sampel Secara Sistematik )
Penarikan sampel secara sistematik bisa dipakai bilamana unit – unit populasi trdaftar secara acak. Cara ini sangat sederhana dalam arti kita tidak perlu memerlukan banyak tenaga untuk memilih anggota sampel.
3. Stratified Random Sampling ( Penarikan Sampel Secara Acak Berstrata )
Strata yang berarti tata berjenjang, walaupun kata stratum memiliki arti jenjang, namun dalam metode pengambilan sampel acak berstrata dapat diterapkan bagi setiap pembagian golongan sampel, lepas dari golongan itu berjenjang atau tidak. Yang penting kelompok – kelompok didalm populasi atau subpopulasi itu tidak ovelap, tumpang tindih dan masing – masing dapat dipisahkan secara esklusif, artinya tidak bisa terjadi satu unit sampel dapat tergolongan atau muncul didalam dua kelompok yang berbeda.
4. Cluster ampling ( Penarikan Sampel Dengan Cara Berumpun )
Penarikan sampel dengan cara ini pada hakekatnya sama dengan pengambilan sampel secara acak dengan perbedaan bahwa setiap unit sampelnya adalah kumpulan atau cluster daripada unsure – unsurnya.
5. Area Sampling
Cluster sampling juga dapat disebut area sampling. Istilah ini dipakai bila kerangka sampelnya tersusun berdasarkan pada wilayah tertentu yang luas. Area sampling umumnya dipakai bila kita tidak mungkin dan tidak praktis untuk menyusun kerangka pengambilan sampel ( sampling frame ) yang meliputi suatu daerah yang luas.
Jenis – Jenis Sampling Nonprobabilitas
1. Convenience Sampling atau Accidental Sampling
Didalam cara pengambilan sampel dengan cara ini penelitian semata – mata memilih siapa saja yang dapat diraih pada saat penelitian diadakan sebagai respondennya.
2. Quota Sampling
Cara pengambilan sampel dengan cara quota sebenernya sama dengan cara pengambilan sampel dengan brstratifikasi, Stratified Sampling. Didalam cara pengambilan sampel dengan cara quota ini, peneliti menentukan strata apa yang relevan untuk diteliti. Namun perlu diingat disini, pengertian strata bukan hanya berarti lapisan saja, tetapi dalam arti yang luas, sesuai engan apa yang sudah diperbincangkan dalam stratified sampling.
3. Dimensional Sampling
Cara pengambilan sampel dengan teknik ini adalah pada dasarnya ialah bentuk multidimensional daripada quota sampling. Jalan pikiran cara pengambilan sampel dengan cara ini ialah mengkhususkan seluruh dimensi – dimensi atau variable –variabel yang dijadikan minat didalam penelitian yang ada didalam populasinya dan merasa yakin bahwa setiap kombinasi dari dimensi – dimensi terwakili paling tidak oleh satu kasus.
4. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah penarikan sampel bertahap yang makin lama respondennya makin membesar. Penarikan model ini biasa diibaratkan dengan sebuah bola salju yang semula adalah keciil berkembang menjadi membesar seraya dia menggelinding dari bukit.
5. Extreme or Deviant Case Sampling ( Pengambilan Sampel Terhadap Kasus – Kasus Ekstrim atau Menyimpang )
Pengambilan sampel yang sperti ini menitikberatkan pada kasus – kasusyang kaya informasi karena kasus – kasus tersebut memiliki cirri – cirri yang tidak biasa atau cirri yang istimewa dalam hal – hal tertentu.
6. Maximum Variation Sampling ( Pengambilan Sampel Variasi Maximum )
Strategi pengambilan sampel variasi maksimum dimaksudkan untuk dapat menangkap atau menggambarkan suatu tema sentral dari studi melalui informasi yang silang menyilang dari berbagai tipe responden.
7. Pengambilan Sampel Homogen
Pengambilan sampel ini berlawanan dngan pengambilan sampel variasi maksimum. Maksud dari pengambilan sampel homogen adalah untuk menggambarkan sejumlah kekhususan sub kelompok scara mendalam.
8. Typical Case Sampling ( Pengambilan Sampel Tipikal )
Dalam upaya peneliti untuk meggambarkan sebuah program atau peserta dari program pada orang yang belum terbiasa dengan program tersebut dapat dibantu dngan cara memberikan gambaran tentang profil kualitatif dari satu kasus atau lebih yang bersifat tipikal.
9. Critical Case Sampling ( Pengambilan Sampel Kritis )
Strategi pengambilan sampel kritis ini dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan melalui kasus – kasus yang dianggap kritis. Kritis disini yang dimaksudkan adalah istimewa, baik karena keunggulannya maupun keterbelakangannya.
Elemen atau Unsur
Elemen atau unsure adalah suatu unit yang memberikan informasi yang dibutuhkan serta menjadi dasar daripada analisis. Sebagai contoh, keluarga, kelompok social, organisasi, kota, Negara.
Universe
Universe adalah kumpulan daripada seluruh unsure – unsure yang ditentukan didalam survey tertentu. Sebagai contoh apabila individu orang Indonesia adalah unsure daripada suatu survey, maka semua orang Indonesia adalah universe.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan daripada unit – unit analisis yang memiliki spesifikasi atau cirri – cirri tertentu. Apabila orang Indonesia adalah universe bagi suatu survey, gambaran tentang populasi akan memasukkan definisi unsure orang Indonesia dan waktu yang menunjuk kapan waktu suatu studi dilakukan.
Populasi Survei
Populasi survey adalah kumpulan unsure – unsure yang dipilih secara nyata dari sampel survey. Mengingat kembali bahwa suatu populasi adalah spesifikasi dari universe. Namun demikian, kita tidak dapat menjamin bahwa setiap unsure yang memenuhi definisi memiliki kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. Atau dengan kata lain populasi survey adalah kumpulan daripada unsure – unsure dari sampel yang terpilih.
Unit Pengambilan Sampel
Suatu unit pengambilan sampel addalah unsure atau seperangkat unsure yang dipertimbangkan untuk dipilih didalam berbagai langkah pengambilan sampel.
Kerangka Pengambilan Sampel ( Sampling Frame )
Kerangka pengambilan sampel adalah daftar keseluruhan dari unit – unit pengambilan sampel darimana sampel atau sejumlah tahapan sampel, diambil. Misalnya suatu sampel yang sederhana siswa – siswa diambil dari buku induk siswa, maka buku induk itu adalah kerangka pengambilan sampel atau sampling frame.
Unit Pengamatan
Sebuah unit pengamatan atau unit pengumpulan data adalah suatu unsure atau kumpulan unsure – unsure dari informasi yang dikumpulkan. Sebagai contoh, apabila seorang peneliti mewawancarai seorang kepala keluarga untuk memperoleh informasi tentang seluruh anggota keluarga, maka kepala keluarga adalah unit pengamatan, sedangkan anggota keluarganya adalah unit analisis.
Keuntungan Mengambil Sampel
Keuntungan mengambil sampel adalah :
1. Menghemat tenaga, waktu dan biaya
2. Memudahkan peneliti
3. Survei adalah suatu kegiatan pada suatu waktu tertentu, maka kita dapat membandingkan pendapat para responden. Pengaruh waktu yang berjalan belum ada.
4. Bila meneliti sejumlah besar populasi, penggunaan sejumlah besar pewawancara tidak dapat dihindarkan, padahal semakin banyak jumlah pewawancara, semakin besar pula kesalahan yang dimungkinkan.
5. Bila menggerakkan sejumlah besar tenaga pwawancara maka kita membutuhkan sejumlah besar pengawas.
6. Dengan sampel dimungkinkan mencapai laju response yang lebih besar dibandingkan dripada menliti seluruh populasi.
Jenis Sampling
Ada dua jenis metode dalam pengambilan sampel, yang pertama yaitu metode penarikan sampel probabilitas ( probability sampling ). Pada jenis ini, peluang terpilihnya masing – masing responden diketahui. Dan yang kedua adalah non probabilitas ( nonprobability sampling ). Pada jenis kedua ini kemungkinan terpilihnya dari setiap responden anggota populasi tidak diketahui.
Jenis – Jenis Sampling Probabilitas
1. Random Sampling ( Penarikan Sampel Secara Acak )
Di dalam sampel acak setiap anggota populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Kemungkinan untuk menjadi anggota sampel berlaku bagi semua individu –individu terlepas dari persamaan – persamaan atau perbedaan – perbedaan selama mereka menjadi anggota populasi.
2. Systematic Sampling ( Penarikan Sampel Secara Sistematik )
Penarikan sampel secara sistematik bisa dipakai bilamana unit – unit populasi trdaftar secara acak. Cara ini sangat sederhana dalam arti kita tidak perlu memerlukan banyak tenaga untuk memilih anggota sampel.
3. Stratified Random Sampling ( Penarikan Sampel Secara Acak Berstrata )
Strata yang berarti tata berjenjang, walaupun kata stratum memiliki arti jenjang, namun dalam metode pengambilan sampel acak berstrata dapat diterapkan bagi setiap pembagian golongan sampel, lepas dari golongan itu berjenjang atau tidak. Yang penting kelompok – kelompok didalm populasi atau subpopulasi itu tidak ovelap, tumpang tindih dan masing – masing dapat dipisahkan secara esklusif, artinya tidak bisa terjadi satu unit sampel dapat tergolongan atau muncul didalam dua kelompok yang berbeda.
4. Cluster ampling ( Penarikan Sampel Dengan Cara Berumpun )
Penarikan sampel dengan cara ini pada hakekatnya sama dengan pengambilan sampel secara acak dengan perbedaan bahwa setiap unit sampelnya adalah kumpulan atau cluster daripada unsure – unsurnya.
5. Area Sampling
Cluster sampling juga dapat disebut area sampling. Istilah ini dipakai bila kerangka sampelnya tersusun berdasarkan pada wilayah tertentu yang luas. Area sampling umumnya dipakai bila kita tidak mungkin dan tidak praktis untuk menyusun kerangka pengambilan sampel ( sampling frame ) yang meliputi suatu daerah yang luas.
Jenis – Jenis Sampling Nonprobabilitas
1. Convenience Sampling atau Accidental Sampling
Didalam cara pengambilan sampel dengan cara ini penelitian semata – mata memilih siapa saja yang dapat diraih pada saat penelitian diadakan sebagai respondennya.
2. Quota Sampling
Cara pengambilan sampel dengan cara quota sebenernya sama dengan cara pengambilan sampel dengan brstratifikasi, Stratified Sampling. Didalam cara pengambilan sampel dengan cara quota ini, peneliti menentukan strata apa yang relevan untuk diteliti. Namun perlu diingat disini, pengertian strata bukan hanya berarti lapisan saja, tetapi dalam arti yang luas, sesuai engan apa yang sudah diperbincangkan dalam stratified sampling.
3. Dimensional Sampling
Cara pengambilan sampel dengan teknik ini adalah pada dasarnya ialah bentuk multidimensional daripada quota sampling. Jalan pikiran cara pengambilan sampel dengan cara ini ialah mengkhususkan seluruh dimensi – dimensi atau variable –variabel yang dijadikan minat didalam penelitian yang ada didalam populasinya dan merasa yakin bahwa setiap kombinasi dari dimensi – dimensi terwakili paling tidak oleh satu kasus.
4. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah penarikan sampel bertahap yang makin lama respondennya makin membesar. Penarikan model ini biasa diibaratkan dengan sebuah bola salju yang semula adalah keciil berkembang menjadi membesar seraya dia menggelinding dari bukit.
5. Extreme or Deviant Case Sampling ( Pengambilan Sampel Terhadap Kasus – Kasus Ekstrim atau Menyimpang )
Pengambilan sampel yang sperti ini menitikberatkan pada kasus – kasusyang kaya informasi karena kasus – kasus tersebut memiliki cirri – cirri yang tidak biasa atau cirri yang istimewa dalam hal – hal tertentu.
6. Maximum Variation Sampling ( Pengambilan Sampel Variasi Maximum )
Strategi pengambilan sampel variasi maksimum dimaksudkan untuk dapat menangkap atau menggambarkan suatu tema sentral dari studi melalui informasi yang silang menyilang dari berbagai tipe responden.
7. Pengambilan Sampel Homogen
Pengambilan sampel ini berlawanan dngan pengambilan sampel variasi maksimum. Maksud dari pengambilan sampel homogen adalah untuk menggambarkan sejumlah kekhususan sub kelompok scara mendalam.
8. Typical Case Sampling ( Pengambilan Sampel Tipikal )
Dalam upaya peneliti untuk meggambarkan sebuah program atau peserta dari program pada orang yang belum terbiasa dengan program tersebut dapat dibantu dngan cara memberikan gambaran tentang profil kualitatif dari satu kasus atau lebih yang bersifat tipikal.
9. Critical Case Sampling ( Pengambilan Sampel Kritis )
Strategi pengambilan sampel kritis ini dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan melalui kasus – kasus yang dianggap kritis. Kritis disini yang dimaksudkan adalah istimewa, baik karena keunggulannya maupun keterbelakangannya.
10.
Criterion Sampling ( Pengambilan Sampel Berkriteria )
Dasar pemikiran pengambilan sampel dengan teknik ini adalah untuk meninjau ulang dan mempelajari kembali seluruh kasus yang telah memenuhi criteria penting yang telah ditentukan.
Dasar pemikiran pengambilan sampel dengan teknik ini adalah untuk meninjau ulang dan mempelajari kembali seluruh kasus yang telah memenuhi criteria penting yang telah ditentukan.
UJI
NON PARAMETRIK
PENGERTIAN
Statistik non-parametrik termasuk salah satu bagian dari statistik inferensi atau statistik induktif. Uji statistik non-parametrik sering juga disebut statistik bebas distribusi (distribution-free statistics), karena prosedur pengujiannya tidak membutuhkan asumsi bahwa pengamatan berdistribusi normal (Kuzma, 1973).
PENGGUNAAN STATISTIK NON PARAMETRIK
Statistik non paramerik digunakan dalam situasi sebagai berikut :
Apabila
ukuran sampel sedemikian kecil sehingga distribusi sampel tidak mendekati
normal, dan apabila tidak ada asumsi yang dapat dibuat tentang bentuk
distribusi populasi yang menjadi sumber sampel.
Apabila
digunakan data ordinal, yaitu data-data yang disusun dalam urutan atau
diklasifikasikan rangkingnya
Apabila
digunakan data nominal, yaitu data-data yang dapat diklasifikasikan dalam
kategori dan dihitung frekuensinya.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE STATISTIK NON PARAMETRIK
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh jika kita memilih prosedur non-parametrik adalah (Bhisma Murti, 1996) :
Jika
ukuran sampel kita kecil, tidak ada pilihan lain yang lebih baik daripada
menggunakan metode statistik non-parametrik, kecuali jika distribusi populasi
jelas normal.
Karena
memerlukan sedikit asumsi, umumnya metode non-parametrik lebih relevan pada
situasi-situasi tertentu, sehingga kemungkinan penerapannya lebih luas.
Disamping itu, kemungkinan digunakan secara salah (karena pelanggaran asumsi)
lebih kecil daripada metode paramerik.
Metode
non-paramerik dapat digunakan meskipun data diukur dalam skala ordinal.
Metode
non-parametrik dapat digunakan meskipun data diukur dalam skala nominal
(katagorikal). Sebaliknya tidak ada teknik paramerik yang dapat diterapkan
untuk data nominal
Beberapa
uji statistik non-parametrik dapat menganalisis perbedaan sejumlah sampel.
Beberapa uji statistik paramerik dapat dipakai untuk menganalisis persoalan
serupa, tetapi menuntut pemenuhan sejumlah asumsi yang hampir tidak mungkin
diwujudkan.
Uji
statistik non-parametrik mudah dilakukan meskipun tidak terdapat komputer
(dapat dianalisa secara manual). Analisa data dapat diselesaikan hanya dengan
menggunakan kalkulator tangan. Oleh karena itu, metode non-parametrik pantas
disebut teknologi tepat guna (appropriate technology) yang masih dibutuhkan di
negara-negara berkembang (dan terbelakang).
Pada
umumnya para peneliti dengan dasar matematika yang kurang merasakan bahwa
konsep dan metode non-parametrik mudah dipahami.
Sementara
dari beberapa kelebihan metode non-parametrik, ditemukan beberapa kekurangannya
yaitu:
Fleksibilitas
terhadap skala pengukuran variabel kadang-kadang mendorong peneliti memilih
metode non-parametrik, meskipun situasinya memungkinkan untuk menggunakan
metode paramerik. Karena didasarkan asumsi yang lebih sedikit, metode
non-parametrik secara statistik kurang kuat (rigorous) dibandingkan metode
paramerik.
Jika
asumsi untuk metode paramerik terpenuhi, dengan ukuran sampel yang sama, metode
non-parametrik kurang memiliki kuasa (power) dibandingkan metode paramerik.
Penyederhanaan
data (data reduction) dari skala rasio atau interval ke dalam ordinal atau
nominal merupakan pemborosan (detail) informasi yang sudah dikumpulkan.
Meski
konsep dan prosedur non-parametrik sederhana, tetapi pekerjaan
hitung-menghitung bisa membutuhkan banyak waktu jika ukuran sampel yang
dianalisis besar.
Pengujian
non parametrik merupakan pengujian yang tidak membutuhkan asumsi mengenai
bentuk distribusi sampling statistika dan atau bentuk distribusi populasinya.
Pengujian
non parametrik tidak menuntut:
1.
Sampel yang diambil harus berdistribusi normal
2.
Angka-angka sampel merupakan ukuran-ukuran tingkat taraf tinggi
Ukuran
taraf / tingkat tinggi adalah sesuatu yang menghasilkan
ukuran-ukuran/bilangan-bilangan yang digunakan untuk menunjukkan arti penting
dari perbedaan yang terjadi.
Ukuran
berat (kg)
Perbedaan 485 kg sama dengan perbedaan 980 kg
Dalam
Non Par bisa terjadi ukuran ordinal (bukan taraf tinggi)
Misal:
Preferensi
konsumen atas 5 jenis barang (1,2,3,4,5)
3
memiliki preferensi > dari 2 tapi perbedaannya belum tentu 1
Tingkatan
eksekutif 4 manager (1,2,3,4)
Pengujian
dalam ukuran taraf tinggi dapat diformulasikan dalam ukuran ordinal dengan cara
memberi rank.
Contoh:
Ukuran
berat: 3,4 1,8 5,8
Rank
: 2
1 3
Uji non
parametrik dapat diterapkan dalam situasi seperti berikut:
1.
Jika ukuran sampel begitu kecil
2.
Jika digunakan data urutan atau data ordinal
3.
Jika digunakan data nominal
UJi Non
Parametrik:
Uji
Mann Whitney (U TEST)
Uji
Mann Whitney merupakan pengujian untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata
antara rata-rata dua polulasi yang distribusinya sama, melalui dua sampel yang
independen yang diambil dari kedua populasi.
Data
untuk uji Mann Whitney dikumpulkan dari dua sampel yang independen.
Uji
Mann-Whitney dengan Sampel Kecil
Tabel 1.
menunjukkan gaji yang diterima oleh 5 orang sarjana ekonomi dan 4 orang
insinyur setelah 3 tahun bekerja yang diperoleh sari sampel secara random
Tabel 1
Data Untuk Uji Mann-Whitney
SE
|
Gaji
|
Urutan
|
Ir
|
Gaji
|
Urutan
|
A
|
710
|
1
|
O
|
850
|
5
|
B
|
820
|
3,5
|
P
|
820
|
3,5
|
C
|
770
|
2
|
Q
|
940
|
8
|
D
|
920
|
7
|
R
|
970
|
9
|
E
|
880
|
6
|
R2 = 25,5
|
||
R1=19,5
|
Penyelesaian:
1)
Hipotsis nol adalah bahwa setelah tiga tahun bekerja, gaji sarjana ekonomi tidak lebih
rendah dibanding insinyur . Hipotesis
alternatif adalah gaji sarjana ekonomi lebih rendah dibanding gaji insinyur.
2)
Menetapkan tingkat signifikan (). Misalkan = 5 %. Sementara n1
= 5 dan n2 = 4, maka nilai kritisnya U=2
3)
Menentukan nilai test statistik mealui tahap-tahap berikut.
a.
Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya; gaji yang kecil diberi angka 1
dan yang lebih besar diberi angka 2 dan seterusnya; jika terdapat data yang
sama maka digunakan angka rata-rata, seperti gaji 820 diberi angka (3+4)/2 =
3,5.
b.
Menjumlahkan urutan masing-masing sampel;
Misalkan
R1: jumlah urutan sampel n1
Dan R2:
jumlah urutan sampel n2
Maka R1
= 19,5 dan R2 = 25,5.
c.
Menghitung statistik U melalui dua rumus
Pertama
U = = 15,5
Kedua U
=
Nilai U
yang dipilih untuk menguji hipotesis nol adalah nilai U yang lebih kecil yaitu
4,5.
Untuk
memeriksa apakah perhitungan kedua nilai U benar, dapat digunakan dengan rumus
berikut:
Uterkecil=n1n2-Uterbesar
4,5 =20
– 15,5
Jadi
benar
4)
Membuat keputusan secara statistik. Aturannya adalah : “Tolak Ho jika test
statistik U nilai
kritis.”Karena nilai test statistik lebih besar dari nilai kritis maka Ho tak
ditolak berarti gaji sarjana ekonomi tidak lebih rendah dibanding sarjana
insinyur.
Uji
Mann-whitney Dengan Sampel Besar
Jika
ukuran sampel yang lebih besar di antara kedua sampel yang independent, lebih
besar dari 20, maka distribusi sampling U menurut Mann & Whitney (1974),
akan mendekati distribusi normal dengan rata-rata dan standar error:
dan
Sehingga
variabel normal standarnya dirumuskan
Dalam menghitung
rata-rata, standar error dan variabel normal standar, dapat digunakan U yang
manapun.
Contoh:
Kita
ingin menentukan apakah volume penjualan tahunan yang dicapai salesman yang
tidak berpendidikan akademis berbeda dengan volume penjualan yang dicapai oleh
salesman yang berpendidikan akademis. Diambil sampel random 10 salesman yang
tidak berpendidikan akademis (n1=10), dan diambil sampel random lain yang
independent 21 salesman yang berpendidikn akademis (n2=21). Dua grup tersebut
dipisahkan sebagai grup A dan grup B. Volume penjualan dan jenjangnya
ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 2
Volume
penjualan tahunan dari salesman yang tidak berpendidikan akademis (A) dan yang
berpendidikan akademis (B) beserta jenjangnya.
Salesman
A
|
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
|
Jenjang
|
Salesman
B
|
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
|
Jenjang
|
1
|
82
|
24
|
1
|
92
|
31
|
2
|
75
|
19
|
2
|
90
|
29,5
|
3
|
70
|
15
|
3
|
90
|
29,5
|
4
|
65
|
11
|
4
|
89
|
28
|
5
|
60
|
8
|
5
|
86
|
27
|
6
|
58
|
7
|
6
|
85
|
26
|
7
|
50
|
4,5
|
7
|
83
|
25
|
8
|
50
|
4,5
|
8
|
81
|
22,5
|
9
|
46
|
3
|
9
|
81
|
22,5
|
10
|
42
|
2
|
10
|
78
|
21
|
11
|
76
|
20
|
|||
12
|
73
|
18
|
|||
13
|
72
|
17
|
|||
14
|
71
|
16
|
Salesman
A
|
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
|
Jenjang
|
Salesman
B
|
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
|
Jenjang
|
15
|
68
|
14
|
|||
16
|
67
|
13
|
|||
17
|
66
|
12
|
|||
18
|
64
|
10
|
|||
19
|
63
|
9
|
|||
20
|
52
|
6
|
|||
21
|
41
|
1
|
|||
R1=98
|
R2=398
|
U = = 10(21)+
Jumlah
ini lebih besar daripada
Maka
Nilai U yang digunakan :
U = = 10 (21) – 167 =43
Angka
ini akan diperiksa dengan:
U =
Dalam
contoh tersebut n2 > 20 maka digunakan pendekatan kurva normal
=
=
Z = =
Bila
digunakan = 0,01, nilai
Z = 2,58. Dengan
demikian Ho ditolak dan disimpulkan bahwa volume penjualan tahunan salesman
yang tidak berpendidikan akademis tidak sama dengan volume penjualan tahunan
salesman yang berpendidikan akademis.
Uji
Wilcoxon
Uji
Wilcoxon digunakan jika besar maupun arah perbedaan diperhatikan dalam
menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari
satu sampel atau sampel yang berhubungan.
Uji
Wilcoxon Dengan Sampel Kecil
Tabel
3 menunjukkan data untuk uji tanda apakah resep baru lebih enak dari
resep lama dari sebuah restoran.
Tabel 3
Data Untuk Uji Tanda
Urutan
Rasa
|
Tanda
Beda Urutan
Resep Baru
dan asli
|
||
Langganan
|
Resep
asli
|
Resep
baru
|
|
A
|
1
|
4
|
+
|
B
|
3
|
4
|
0
|
C
|
2
|
3
|
+
|
D
|
1
|
2
|
+
|
E
|
2
|
5
|
+
|
F
|
4
|
2
|
-
|
G
|
1
|
1
|
0
|
H
|
4
|
3
|
-
|
I
|
2
|
3
|
+
|
J
|
3
|
4
|
+
|
Prosedur
pengujiannya adalah:
1)
Menentukan Ho dan H1
Hipotesis
nol nya adalah bahwa resep baru tidak memperbaiki rasa dibanding resep asli.
Hipotesis alternatifnya adalah bahwa resep baru memperbaiki rasa dibanding
resep asli. Dalam bahasa statistika
Ho:
jumlah urutan tanda positif jumlah urutan
tanda negatif
H1:
jumlah urutan tanda positif > jumlah urutan tanda negatif
Tabel 4.
Perhitungan Untuk Uji bertanda Wilcoxon
(1)
Langganan
|
(2)
Urutan
resep
asli
|
(3)
Urutan
resep
baru
|
(4)
Beda
|
(5)
Urutan
beda tanpa
Melihat
tanda
|
(6)
Urutan
tanda
Pos.
|
(7)
Urutan
tanda
Neg.
|
A
|
1
|
4
|
+3
|
7,5
|
7,5
|
|
B
|
3
|
3
|
0
|
diabaikan
|
||
C
|
2
|
3
|
+1
|
3
|
3
|
|
D
|
1
|
2
|
+1
|
3
|
3
|
|
E
|
2
|
5
|
+3
|
7,5
|
7,5
|
|
F
|
4
|
2
|
-2
|
6
|
6
|
|
G
|
1
|
1
|
0
|
Diabaikan
|
||
H
|
4
|
3
|
-1
|
3
|
3
|
|
I
|
2
|
3
|
+1
|
3
|
3
|
|
J
|
3
|
4
|
+1
|
3
|
3
|
|
JUMLAH
|
27
|
9
|
2)
Menentukan nilai kritis
Misal
digunakan tingkat signifikansi 0,05. Karena pengujiannya searah kanan dan n =
8, maka diperoleh nilai kritis sebesar 5.
3)
Menentukan nilai test statistik melalui tahap-tahap sebagai berikut
a.
Menentukan besar dan tanda beda data pasangan seperti yang ditunjukkan pada
kolom ke-4
b.
Mengurutkan beda tanpa memperhatikan tanda (kolom 5); angka 1 dirancang untuk
beda yang terkecil. Jika terdapat beda yang sama maka digunakan angka
rata-rata; pada contoh ini yang memiliki beda sebesar 1 ada 5 observasi, karena
itu diberi angka (1+2+3+4+5)/5=3; kemudian yang memiliki beda dua diberi angka
6 dan karena yang memiliki beda 3 ada 2 observasi maka diberi angka (7+8)/2
=7,5
c.
Memisahkan angka yang bertanda positif dari angka nertanda negative (kolom 6
dan kolom 7)
d.
Langkah terakhir adalah menjumlahkan semua angka positif dan semua angka
negative. Yang lebih kecil dari nilai absolute kedua jumlah itu dinamakan nilai
statistika yang akan
menjadi dasar dalam uji Wilcoxon. Nilai statistika untuk contoh diatas adalah
9.
4)
Membuat keputusan secara statistik
Aturannya
adalah: “ Jika statistik nilai kritis,
maka hipotesis nol ditolak.”Karena nilai tes statistic lebih besar dari nilai
kritis, maka Ho tidak ditolak berarti resep baru tidak memperbaiki rasa
dibanding resep asli.
Jika
ukuran sampel n lebih besar dari 25, maka apat dianggap berdistribusi
normal dengan rata-rata dan simpangan baku
dan
Sehingga
variabel normal standarnya dirumuskan
Kriteria
keputusan pengujiannya adalah:
Ho:
diterima apabila Z Z
H1:
ditolak apabila Z > Z
Dari
contoh diatas:
n=
8 =0,05 nilai
kritis = 5
= 18
Z =
Oleh
karena nilai Z (-1,26) lebih besar daripada Z=-1,96 maka Ho
ditolak.
Uji
ranking Spearman
Koefisien
korelasi urutan Spearman (Spearman rank correlation coefficient) mengukur
kedekatan hubungan antara dua variabel ordinal.
Besarnya
nilai koefisien korelasi urutan Spearman, adalah:
Dimana d
= beda urutan dalam satu pasangan
n = banyaknya pasangan
1- 1
=
1 korelasi sempurna +
0
tidak berkorelasi
-1
korelasi sempurna -
Langkah-langkah
pengujian:
1.
Hipotesis statistik
Ho: Ho:
Ho:
H1:
H1: >
0
H1:
2.
Nilai Kritis ;
3.
Statistik Uji
Z =
4.
Aturan Keputusan Ho ditolak jika Z statistik > nilai kritis
5.
Kesimpulan
Contoh:
Sebuah
perusahaan minuman ingin mengetahui hubungan antara suhu harian dengan
penjualan per hari. Karena pembukuan yang kurang baik, perusahaan itu
hanya mampu membuat urutan data tentang penjualan di mana angka 1 dirancang
untuk penjualan terbanyak, sementara suhu tertinggi diberi angka 1.
Sampel
random selama 12 hari menghasilkan data berikut:
Tabel 5
Data
untuk perhitungan
Hari
ke
|
Urutan
suhu
|
Urutan
penjualan
|
d
|
d
|
1
|
6
|
5
|
1
|
1
|
2
|
11
|
12
|
-1
|
1
|
3
|
4
|
2
|
2
|
4
|
4
|
7
|
7
|
0
|
0
|
5
|
1
|
4
|
-3
|
9
|
6
|
12
|
11
|
1
|
1
|
7
|
8
|
10
|
-2
|
4
|
8
|
2
|
1
|
1
|
1
|
9
|
5
|
3
|
2
|
4
|
10
|
10
|
9
|
1
|
1
|
11
|
9
|
8
|
1
|
1
|
12
|
3
|
6
|
-3
|
9
|
JUMLAH
|
36
|
berkisar antara -1
dan 1
1)
Ho : dan H1:
2)
Misalkan tingkat signifikan 5%, karena pengujian searah kanan maka nilai kritis
Z
3)
Nilai test statistik Z = 0,874 = 2,898
4)
Karena statistik Z lebih besar dari nilai kritis maka Ho ditolak; berarti
terdapat hubungan positif antara tingkat penjualan minuman dengan suhu harian.
ANALISIS
VARIAN
Analisis
varians (analysis of variance, ANOVA) adalah suatu metode analisis
statistika
yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi.
Dalam literatur Indonesia metode ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti
analisis ragam, sidik ragam, dan analisis variansi. Ia merupakan pengembangan
dari masalah Behrens-Fisher,
sehingga uji-F juga dipakai dalam
pengambilan keputusan. Analisis varians pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher,
bapak statistika modern. Dalam praktik, analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih
sering dipakai) maupun pendugaan (estimation,
khususnya di bidang genetika terapan).
Secara
umum, analisis varians menguji dua varians
(atau ragam) berdasarkan hipotesis nol bahwa kedua varians itu sama. Varians pertama
adalah varians antarcontoh (among samples) dan varians kedua adalah varians di
dalam masing-masing contoh (within samples). Dengan ide semacam ini, analisis
varians dengan dua contoh akan memberikan hasil yang sama dengan uji-t untuk dua rerata (mean).
Supaya sahih
(valid) dalam menafsirkan hasilnya, analisis varians menggantungkan diri pada
empat asumsi yang harus dipenuhi dalam perancangan percobaan:
Data berdistribusi
normal, karena pengujiannya menggunakan uji F-Snedecor
Varians
atau ragamnya homogen, dikenal sebagai homoskedastisitas, karena
hanya digunakan satu penduga (estimate) untuk varians dalam contoh
Masing-masing
contoh saling bebas, yang harus dapat diatur dengan perancangan percobaan yang
tepat
Komponen-komponen
dalam modelnya bersifat aditif (saling menjumlah).
Analisis
varians relatif mudah dimodifikasi dan dapat dikembangkan untuk berbagai bentuk
percobaan yang lebih rumit. Selain itu, analisis ini juga masih memiliki
keterkaitan dengan analisis regresi. Akibatnya, penggunaannya sangat luas di
berbagai bidang, mulai dari eksperimen laboratorium hingga eksperimen periklanan,
psikologi,
dan kemasyarakatan.
Pembicaraan-pembicaraan
dalam anava tunggal, membahas percobaan-percobaan yang dilakukan berdasarkan
faktor tunggal. Faktor tunggal yang dimaksud adalah berkaitan dengan satu
variabel bebas. Persoalan penelitian atau percobaan yang telah diuraikan pada
bab terdahulu hanya menyangkut perhitungan dengan perlakuan atau variabel
bebasnya hanya terdiri satu faktor saja. Dalam kenyataan praktek, sebuah faktor
seringkali tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama (simultan)
berkombinasi dengan faktor lain. Seringkali kita ingin sekaligus mengamati
beberapa faktor yang bereaksi bersama-sama. Dalam penelitian di bidang biologi,
misalnya untuk bidang pertanian dan peternakan, perlakuan dalam percobaan yang
dilaksanakan sudah menyangkut lebih dari satu faktor. Tiap faktor sudah
mempunyai taraf (tingkat; level) lebih dari dua. Apabila perlakuan yang
dicobakan atau yang diteliti sudah merupakan kombinasi dari level faktor, maka
kita sudah melaksanakan percobaan faktorial.
Dalam
percobaan faktorial ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu yang menyangkut
kombinasi level faktor dan cara merancang perlakuannya (rancangan perlakuan).
Perhitungan uji beda dilakukan dengan analisis varian ganda. Misalnya percobaan
pemupukan, dimana kita menerapkan beberapa dosis pupuk tertentu, sekaligus
ingin mencobakanya pula untuk beberapa varitas tanaman. Dalam peristiwa lain,
kadang-kadang kita ingin juga melihat pengaruh faktor makanan (jenis-jenis
makanan) yang dicobakan pada berbagai strain ternak.
Secara
teoritis semakin banyak faktor (variabel bebas) yang diteliti, semakin baik
karena kerja kita makin mendekati kenyataan. Di alam kita menghadapi gejala lebih
dari satu variabel bebas.
Beberapa
contoh kasus:
a.
Kombinasi antara faktor varietas (ada lima macam) dengan berbagai jarak tanam
(ada empat tingkat).
Jarak
tanam
|
V a r
i e t a s
|
||||
V1
|
V2
|
V3
|
V4
|
V5
|
|
15 cm
x 20 cm
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
20 cm
x 20 cm
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
25 cm
x 20 cm
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
30 cm
x 20 cm
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
Kombinasi
perlakuan yang dicoba dalam percobaan sebanyak 5 x 4 = 20 perlakuan. Varietas
yang mempunyaj taraf kualitatif karena tidak dapat ditentukan urutannya, sedang
jarak tanam bertaraf kuantitatif karena dapat ditentukan urutannya yaitu 15
cm, 20 cm, 25 cm, dan 30 cm.
a.
Kombinasi umur panen kenaf (semua buah kering; 75% buah kering; 50% buah
kering) dengan lama penyimpanan biji (6 bulan; 12 bulan; 18 bulan). Kombinasi
perlakuan yang dicoba ada 3 x 3 = 9 perlakuan.
b.
Kombinasi pupuk N (0; 45; 90; 120 kg N/ha) dengan pupuk P (40; 80; 120 kg P2O5/ha).
Kombinasi perlakuan yang dicoba ada 4 x 3 = 12 perlakuan.
c.
Kombinasi macam ransum pakan ternak (ransum biasa; ransum biasa + 1 % vitamin B
12; ransum biasa + 2% vitamin B12 ) terhadap dua jenis kelamin babi (♂dan ♀).
Kombinasi perlakuan ada. 3 x 2 = perlakuan.
Semakin
banyak faktor yang dicoba atau diteliti makin tidak sederhana, karena selain
perlakuan bertambah banyak, juga sulit untuk menginterpretasikan hasil analisis
data. Semakin banyak perlakuan akan sulit menyediakan tempat percobaan atau
bahan percobaan yang homogen.
Sebelum
kita membahas lebih jauh tentang percobaan faktorial, maka perlu dikemukakan
pengertian: pengaruh sederhana (simple effects), pengaruh utama (main effects),
dan interaksi (interactions). Untuk itu perhatikan kasus sederhana berikut
Misalkan kita ingin mempelajari pengaruh faktor pemupukan nitrogen (dinotasikan
dengan faktor A) yang terdiri atas dua taraf, yaitu: 0 kg N/ha (dinotasikan
dengan a1) dan 60 kg N/ha (dinotasikan dengan a2). Faktor lain yang dicobakan
adalah faktor varietas tanaman (faktor B) yang terdiri atas varietas X
(dinotasikan dengan bl) dan varietas Y (dinotasikan dengan b2). Dengan
demikian, kita berhadapan dengan percobaan faktorial 2 x 2, yang berarti ada
empat kombinasi perlakuan yang dicobakan yaitu: (a1 b1), (al b2) (a2 b1 ), dan
(a2 b2). Data hasil tanaman (dalam unit kuintal per ha) adalah sebagai berikut.
Faktor
varietas (B)
|
Faktor
pemupukan (A)
|
Rata-rata
|
a2 – a1
|
|
a1
|
a2
|
|||
b1
b2
|
10
15
|
40
55
|
25
35
|
30
40
|
Rata-rata
b2 – b1
|
12,5
5
|
47,5
15
|
30
10
|
35
|
Berdasarkan
data dalam tabel, kita dapat menghitung besarnya pengaruh sederhana, pengaruh
utama, dan pengaruh interaksi.
1.
Pengaruh Sederhana (Simple Effects): Berdasarkan data dalam tabel dapat
ditentukan pengaruh sederhana faktor A pada taraf tertentu dari faktor B, serta
pengaruh sederhana faktor B pada taraf tertentu dari faktor A.
Pengaruh
sederhana faktor A pada taraf b1
= a2b1 – a1b1
= 40 – 10 = 30
Hal ini
berarti pengaruh faktor pemupukan pada varietas X sebesar 30 ku/ha.
Pengaruh
sederhana faktor A pada taraf b2
= a2b2 – a1b2
= 55‑15 = 40
Berarti
pengaruh pemupukan pada varietas Y sebesar 40 ku/ha.
Pengaruh
sederhana. faktor B pada taraf a1
= a1 b2 – a1 b1
= 55 –
40 =15
Berarti
pengaruh varietas pada pemupukan 60 kg N/ha 15 ku/ha.
Dari
contoh diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh sederhana adalah pengaruh suatu
faktor tertentu pada taraf tertentu dari faktor lain.
2.
Pengaruh Utama (Main Effects): merupakan rata‑rata dari pengaruh sederhana.
Dengan demikian, berdasarkan Percobaan di atas, kita dapat menentukan pengaruh
utama faktor pemupukan (faktor A) dan faktor varietas (faktor B), sebagai
berikut:
a.
Pengaruh utama faktor A:
A
= {(a2 b2 – a1 b2) + (a2b1 – a1 b1)
= {(a2 b2 + a2 b1) – (a1b2 + a1 b1)
= {(55 – 15) + (40 – 10)}
= {(55 – 40) + (15 – 10)}
= 35
Berarti
pengaruh faktor pemupukan nitrogen sebeser 35 ku/ha.
b.
Pengaruh utama faktor B:
B
= {(a2 b2 – a2 b1) + (a1 b2 – a1 b1)
= {(a2 b2 + a1 b2) + (a2 b1 – a1 b1)
= {(55 – 40) + (15 – 10)}
= {(55 + 15) + (40 + 10)}
= 10
Berarti
pengaruh faktor varietas sebesar 10 ku/ha.
3.
Pengaruh Interaksl (Interactions): merupakan rata‑rata selisih respons di
antara pengaruh sederhana suatu faktor. Dengan demikian pengaruh interaksi
antara pemupukan dan varietas (AB) sebagai berikut:
AB
= {(a2 b2 – a1 b2) – (a2 b1 – a1 b1)}
= {(a2 b2 – a1 b1) – (a1 b2 – a2 b1)}
jadi :
AB
= (40-30) dalam bentuh pengaruh sederhana dari A
= (15-5) dalam bentuk pengaruh sederhana dari B
Pada
dasarnya pengaruh interaksi menunjukkan hubungan ketergantungan suatu faktor
terhadap taraf tertentu dari faktor lain. Artinya, pengaruh sederhana suatu
faktor tergantung pada taraf tertentu dari faktor lain. Pengertian interaksi
ini perlu dipahami, karena sangat mempengaruhi wawasan kita dalam melakukan
pengujian atas percobaan yang terdiri lebih dari satu faktor. Dengan demikian,
apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antar faktor, maka
perlu diusut terus bagaimana atau sejauh mana sifat ketergantungan antar faktor
tersebut, dengan kata lain kita harus memeriksa atau menguji pengaruh‑pengaruh
sederhana, misalkan menguji pengaruh pemupukan untuk varietas tanaman X,
menguji pengaruh varietas tanaman pada taraf pemupukan tertentu, dan
sebagainya. Dalam hal interaksi nyata, kita tidak boleh menarik kesimpulan
secara generalisasi seperti pengaruh pupuk secara umum nyata atau tidak. Dalam
kasus pengaruh interaksi nyata, maka pengujian terhadap pengaruh utama dari
faktor‑faktor nyata, yang dicobakan menjadi tidak penting, karena pengaruh
utama tidak dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya, hal ini disebabkan pengaruh
sederhana dari faktor‑faktor yang dicobakan tidak sama besarnya. Jika pengujian
menunjukkan pengaruh interaksi tidak nyata, maka hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh sederhana dari faktor yang dicobakan sama besarnya, karena itu
pengaruh utama suatu faktor yang tidak lain merupakan rata‑rata pengaruh
sederhana mampu mencerminkan pengaruh suatu faktor pada taraf tertentu dari
faktor lain. Dengan kata lain, jika pengaruh interaksi tidak nyata, maka
pengaruh utama dari faktor yang dicobakan dapat digenerilisasi. Pada
prinsipnya pengujian interaksi dimaksudkan untuk memeriksa apakah pengaruh
sederhana sama besar atau tidak. Dengan demikian, dalam percobaan faktorial
perlu dihayati secara benar pengertian pengaruh sederhana, pengaruh utama, dan
interaksi.
Menarik
kesimpulan analisis ragam
a.
Pertama–tama harus dilihat interaksinya dahulu.. Bila AB nyata atau sangat
nyata, maka pengaruh sederhana faktor A dalam keadaan b1 tidak sama
dengan pengaruh sederhana faktor A dalam b0 atau pengaruh sederhana faktor B
dalain keadaan a1 tidak sama dengan pengaruh sederhana faktor B dalam keadaan
ao.Jika AB nyata, maka pengaruh faktor A atau B harus diuji pada tiap keadaan
(taraf) dari faktor B atau A. Dalam keadaan AB nyata tidaklah realistik
mengambil kesimpulan berdasarkan faktor A atau B secara umum tanpa menghiraukan
taraf faktor B atau faktor A.
b.
Bila AB tidak nyata, maka pengaruh sederhana faktor A dalam keadaan b0 atau
pengaruh sederhana faktor B dalam keadaan a1 tidak berbeda nyata dengan
pengaruh faktor B dalam keadaan a0. Dalam keadaan ini kita baru memperhatikan
pengaruh utama saja, yaitu pengaruh A dan atau pengaruh B, artinya bagaimana
rata-rata A untuk semua taraf B atau rata-rata B untuk semua taraf A.
Perhatikan
data di bawah ini :
Pupuk
|
Varietas
|
Rata-rata
|
|
b0
bl
|
|||
N0
N1
|
……..ku/ha…….
14
19
20
25
|
16,5
22,5
|
|
Rata-rata
|
17
22
|
|
Pengaruh rata-rata pupuk N untuk semua taraf varietas = 22,5 – 16,5 = 6 ku/ha.
Pengaruh varietas b1 selalu lebih besar 5 ku/ha dibandingkan varietas b0 , baik
dalam keadaan N0 (tidak dipupuk) maupun dalam keadaan N1 (dipupuk).
0 komentar:
Posting Komentar